3.1.a.4. Eksplorasi Konsep -Modul 3.1
TUGAS MANDIRI
Sekarang, pilihlah 1 kasus dilema etika yang
pernah Anda hadapi, kemudian terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan pada studi kasus yang Anda pilih tersebut, berdasarkan tahapan
berikut ini:
- Apa nilai-nilai yang saling bertentangan
dalam studi kasus tersebut?
- Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
?
- Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi
tersebut ?
- Mari kita lakukan pengujian benar atau
salah terhadap situasi tersebut.
- Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam
situasi tersebut? (Uji legal)
- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik
profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
- Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda,
apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
- Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda
dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media
sosial? Apakah anda merasa nyaman? (Uji Publikasi)
- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil
oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
- Jika situasinya adalah situasi dilema
etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
- Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip
mana yang akan dipakai?
- Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif
dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini
(Investigasi Opsi Trilemma)?
- Apa keputusan yang akan Anda ambil?
- Coba lihat lagi keputusan Anda dan
refleksikan.
Kasus yang
dialami rekan sejawat saya:
Rekan saya sebut saja
Pak Putra, bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah
yang menerima laporan dari rekan guru yang lain Bu Putri bahwa dia menerapkan
hukuman kepada murid saat mengikuti pelajaran PJOK. Bu Putri
keberatan melihat murid kelasnya dihukum oleh Pak Putra dan langsung saja
menanyakan kenapa mereka dihukum dengan mengelilingi lapangan. Pak Putra
menjawab dia lebih tahu tentang pelajaran PJOK dan ini bukan merupakan hukuman
tetapi konsekuensi karena murid tersebut terlambat masuk barisan. Bu Putri
keberatan karena konsekuensinya terlalu berat hanya karena telat masuk dan
melaporkan prilaku pak Putra ke Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah menasehati
Pak Putra agar lain kali jangan menerapkan konsekuensi tetapi menanyakan dulu
alasan murid kenapa terlambat dan membuat perjanjian tidak akan terlambat lagi
di pertemuan selanjutnya.
Apa nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam studi kasus tersebut?
Langkah 1. Nilai yang
bertentangan pada kasus ini adalah:
1. Pak putra mempunyai pandangan sendiri bahwa mengelilingi
lapangan dalam pelajaran PJOK bukanlah hukuman melainkan konsekuensi dari
keterlambatan muridnya masuk barisan.
2.
Bu Putri menganggap apa yang
dilakukan pak putra merupakan hukuman yang terlalu berat.
Langkah 2. Siapa yang terlibat
dalam situasi tersebut?
Yang terlibat adalah Pak Putra. Pak Putra mengalami dilema etika antara
mengikuti saran kepala
sekolah atau
mengikuti prinsip diri tentang pemberian konsekuensi.
Langkah 3: Apa fakta-fakta yang
relevan dengan situasi tersebut?
1.
Bu Putri keberatan
dengan prilaku pak putra.
2.
Bu Putri menanyakan kenapa mereka dihukum dengan
mengelilingi lapangan?
3. Pak
Putra menjawab dia lebih tahu tentang pelajaran PJOK dan ini bukan merupakan
hukuman tetapi konsekuensi karena murid tersebut terlambat masuk barisan
4.
Bu
Putri keberatan karena konsekuensinya terlalu berat hanya karena telat masuk
dan melaporkan prilaku pak Putra ke Kepala Sekolah.
5.
Kepala
sekolah menasehati pak putra
Langkah 4: Pengujian benar atau
salah
Mari kita lakukan pengujian
benar atau salah terhadap situasi tersebut.
1. Apakah
ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
Tidak ada aspek pelanggaran
hukum.
2. Apakah
ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji
regulasi).
Tidak ada pelanggaran
peraturan atau kode etik profesi.
3. Berdasarkan
perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji
intuisi).
Berdasarkan perasaan dan
intuisi saya, kasus ini terdapat kesalahpahaman antara Pak Putra, Bu Putri dan Kepala Sekolah. Saling mempertahankan
prinsip yang dipegang, Pak Putra berprinsip bahwa yang dilakukannya merupakan konsekuensi, sedangkan
Bu Putri dan kepala sekolah sepakat menganggap itu adalah hukuman.
4. Apa
yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?
Apakah anda merasa nyaman? (Uji publikasi).
Yang saya rasakan senang
karena keputusan yang saya ambil bisa dijadikan pertimbangan atau inspirasi
banyak orang yang mungkin mengalami masalah yang sama. Terkadang kita dapat
mengatasi masalah atau kebingungan dengan membaca. Saya akan merasa nyaman,
kalau memang keputusan saya tepat, dan saya akan senang bila banyak yang
memberikan komentar, karena dengan komentar kita bisa berinteraksi dengan para
pembaca tulisan kita, dan merupakan refleksi kita untuk menjadi lebih
baik.
5. Kira-kira,
apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
Keputusan yang diambil adalah menganggap itu adalah
konsekuensi, karena masih berhubungan dengan PJOK dan konsekuensi itu sebagai
ganti Gerakan pemanasan sebelum melakukan Gerakan inti.
Langkah 5: Pengujian Paradigma
Benar lawan Benar
Jika situasinya adalah situasi
dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Paradigma yang terjadi pada
kasus ini adalah Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty). Kebenaran bahwa apa yang dilakukan Pak Putra
adalah konsekuensi, dan benar juga bahwa kita sebagai Guru harus mendengar masukan dari Kepala Sekolah. Bukan menetangnya,
tetapi menerima dengan ikhlas, dan kita laksanakan kalau memang itu baik dan
tidak merugikan bagi kita.
Langkah 6: Melakukan Prinsip
Resolusi
Prinsip penyelesaian yang
dipilih adalah berpikir berbasis peraturan (rule based thinking). Karena
adanya aturan bagaimana hubungan antara Kepala Sekolah dan rekan Guru. Kita sebagai Guru harus menghormati dan
menghargai saran dan nasehat dari Kepala Sekolah. Apabila nasehatnya adalah sesuatu yang baik, kita tidak boleh
menolaknya.
Langkah 7: Investigasi Opsi
Trilemma
Apakah ada sebuah penyelesaian
yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah
ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Penyelesaian yang diambil adalah
Pak Putra menerima nasehat dari
kepala sekolah dengan menanyakan terlebih dahulu alasan murid dan membuat
perjanjian, dan
penyelesaian kreatif adalah mengkombinasikan konsekuensi dengan keyakinan kelas yang sudah
disepakati dengan murid. Dengan menumbuhkan
budaya positif di lingkungan sekolah. Sehingga ini menjadi penyelesaian yang tak
terpikir sebelumnya, dari kasus teguran kepala sekolah, Pak Putra dapat membuat kesepakatan kelas dengan murid, sehingga murid dapat bertanggung jawab dengan
tindakannya sehingga budaya positif akan tercipta di lingkungan sekolah.
Langkah 8: Buat Keputusan
Apa keputusan yang akan Anda
ambil?
Keputusan saya pada kasus ini
adalah saya meminta untuk Pak Putra lebih
menghargai Kepala sekolah, bila diberi nasehat,
ikuti selagi nasehat itu baik buat kita, kalaupun memang nasehatnya kurang baik
maka kita harus menggunakan bahasa yang lebih sopan untuk bisa menyampaikan
supaya tidak akan membuat kekecewaan lawan bicara kita. Kemudian saran dari kepala sekolah dipakai yaitu memakai
dengan menanyakan alas an murid
dan membuat menanyakan keyakinan kelas yang sudah disepakati Bersama sesuai
dengan nilai-nilai universal untuk menumbuhkan budaya positif.
Langkah 9: Lihat lagi
Keputusan dan Refleksikan
Coba lihat lagi keputusan Anda
dan refleksikan.
Keputusan yang diambil
dilaksanakan dengan baik kemudian di evaluasi dan di refleksi
Apakah pelaksanaannya sudah
sesuai?
Apakah keputusan tersebut
sudah efektif dalam menjawab permasalahan yang dihadapi?
Apakah kedua pihak yang
berselisih sudah sama-sama bisa menerima dengan keputusan ini?
Apakah masih ada sesuatu yang
menghalangi dalam pelaksanaan keputusan tersebut?
Apakah hasil pembelajaran
lebih maksimal? Murid dan guru bahagia?
Kepala sekolah, rekan guru
semuanya sudah dapat menerima dengan ikhlas?
Refleksi perlu dilaksanakan
supaya keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan, bila masih ada
kekurangan dapat ditinjau kembali dan diperbaiki.
Komentar
Posting Komentar