Mulai dari Diri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 

Kegiatan Vicon dengan Fasilitator

Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi kita, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa:

Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)

Menurut Bapak dan Ibu, apa pesan dari kutipan tersebut di atas?

Menurut saya, pesan dari kutipan Mas Menteri di atas adalah seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid atau tidak. Karena terkadang apa yang diinginkan belum tentu itu yang terbaik. Seorang pemimpin harus bijaksana dan adil, apalagi seorang pemimpin pembelajaran haruslah mengutamakan kepentingan murid. Murid, murid, dan murid.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, Anda pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain? Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’

Iya saya sering dihadapkan dalam situasi di mana saya diharuskan mengambil suatu keputusan. Terkadang serasa berada di perempatan jalan. Keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain. Yang melandasi pengambilan keputusan saya adalah murid. Memang benar, kadang ada keraguan. Namun dengan mengedepankan kepentingan murid, dan komunikasi yang baik, insyaAllah semua dapat berjalan lancar.

Survei Pengetahuan Awal: Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

1. Studi Kasus: Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?

Pertama, saya akan memeriksa buku dari penerbit Y terlebih dahulu, jika buku tersebut sesuai dengan kebutuhan murid, saya akan ambil. Saya akan mengatakan secara jujur bagaimana prosedur dan praktik pemesanan buku ajaran baru di sekolah. Komisinya akan digunakan untuk peningkatan kompetensi guru, & murid, seperti mengadakan pelatihan untuk guru, dan untuk mendanai proyek murid.

2. Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?

Alhamdulillah ada nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat saya bekerja, atau tinggal. Seperti nilai kejujuran, keterbukaan dan musyawarah. Apapun masalah yang dihadapi di sekolah, kami musyawarahkan bersama dengan rekan sejawat dan kepala sekolah. Jadi semua pihak harus mengetahui permasalahannya, lalu kita dapat mengambil keputusan terbaik.

3. Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?

Saya pernah mengalami suatu pengambilan keputusan di mana ada dua kepentingan saling berbenturan. Di seklah kami, dana BOS dipergunakan prioritas utama untuk kebutuhan murid. Untuk membelikan seragam, tas, sepatu, dan ATK bagi siswa yang kurang mampu, agar mereka bisa tetap bersekolah. Namun, terkadang dana BOS mengalami penundaan pencairan. Padahal sekolah sangat membutuhkannya. Akhirnya setelah bermusyawarah dengan rekan guru, kami sepakat untuk bekerja sama dengan toko yang menyediakan keperluan sekolah. Kami dapat mengambil seragam di toko tersebut, dengan harga yang sedikit lebih mahal, namun pembayaran bisa dilakukan pada saat BOS cair.

4. Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu?

Pernah. Yang membuat saya mempunyai pemikiran seperti itu adalah apakah keputusan yang diambil itu sudah sesuai peraturan yang berlaku, dan bermanfaat bagi sebagian besar warga sekolah, terutama murid.

5. Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada sesi pengambilan keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran adalah bagaimana agar keputusan yang diambil dapat mengakomodir semua pendapat yang ada dan tidak mengecewakan?

Tantangan bagi saya dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah adanya sikap ragu-ragu yang terkadang datang tiba-tiba.

6. Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3.1. Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3. 1 ini?

Harapan-harapan yang saya inginkan dengan mengikuti modul 3.1. Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran adalah lebih memahami tentang proses pengambilan keputusan terbaik sebagai pemimpin pembelajaran yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan dan pihak komunitas sekolah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi D.4a Bentuk Penguatan KSE Diri

Refleksi Diri Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching

Refleksi D.4b Bentuk Penguatan KSE Rekan Sejawat