Ringkasan Pemahaman Materi 2.3 Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching
1 Kompetensi Inti Coaching
Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti coaching, berikut 3 diantara 8:
1. Kehadiran Penuh/Presence
Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi
coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan,
pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini
adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir
dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.
2. Mendengarkan Aktif
Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan
mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach
yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam
percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra
bicara.
3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Pertanyaan
yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat
menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan
sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong
coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.
2. Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA
TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati
tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Dalam tujuan umum.
2. Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang
dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
3. Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan
dibuat)
4. TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah
selanjutnya)
3 Umpan Balik berbasis Coaching
Umpan balik yang efektif haruslah bersifat netral sehingga tidak subjektif dan
tanpa dasar (Costa dan Garmston, 2016). Umpan balik akan memiliki lebih besar
kesempatan untuk diterima apabila berbasis data kuantitatif dari indikator pencapaian
yang sebelumnya sudah disepakati. Perlu disadari bahwa setiap orang membutuhkan
umpan balik sehingga apabila umpan balik tidak diberikan dengan efektif maka
kecenderungannya orang akan berasumsi terhadap hasil capaian sendiri tanpa data yang
valid.
hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberikan umpan balik dengan prinsip
coaching:
1. Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri
coachee
2. Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah
3. Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tetap menjaga prinsip kemitraan
4. Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coache
Komentar
Posting Komentar